Minimarket Rumahan Halal Mart

Sebuah konsep minimarket berbasis rumah yang dikolaborasikan antara nilai-nilai islam, bisnis distribusi dan pemasaran online. Semua produk harus terseleksi minimal Halal (dari seluruh proses dan bahannya), Alami (tidak ada bahan kimia sama sekali dalam pengolahannya), dan Thayyib (baik dan memang dibutuhkan oleh masyarakat dan menjaga alam semesta).

Herbs Product

Solusi Sehat Berbasis Pengobatan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

Health Food and Beverage

Solusi Halal untuk Kebutuhan Harian Kita. Halal, Alami, Ilahiah

Cosmetic and Home Care

Cosmetic and Home Care yang Terjamin dan Berkualitas Sangat Dinantikan Oleh Kita Semua.

Peluang Bisnis Masa Depan Millenial

Sebuah Peluang Bisnis dengan Potensi Penghasilan Milyaran Rupiah Setiap Bulan dan Merupakan Penghasilan yang Pasive dan Dapat Diwariskan.

Sunday, January 29, 2023

8 Cara Memahami Ujian dan Pahala bagi Seorang Muslim (Bagian 1)

8 Cara Memahami Ujian dan Pahala bagi Seorang Muslim

8 Cara Memahami Ujian dan Pahala bagi Seorang Muslim (Bagian 1)
Ilustrasi depresi (https://pixabay.com/images/search/depression/?pagi=2)
I

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

    Bismillah, Alhamdulillah Wassholatu 'Ala Rasulillahi Shalallahu 'Alaihi Wasallam Wa'ala Alihi Ajma'in. Sahabat Halal Digital Community yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala, semoga sahabat semua dalam keadaan sehat dan berkah selalu. Aamin.

    Pada kesempatan ini, kita akan membahas 8 Cara Memahami Ujian dan Pahala bagi Seorang Muslim. Kita pasti sudah pernah mendengar atau membaca ataupun diskusi dengan sahabat kita yang lain, bahwa dalam hidup ini tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Namun, kita juga pasti sadar sesadar-sadarnya jika kita mau jujur, bahwa ada banyak juga dalam kehidupan ini yang justru sangat sesuai dengan kebutuhan kita. Itu semua jelas merupakan sebuah hikmah terpendam dalam kehidupan kita dari Allah Ta'ala, Tuhan kita semua.

Ujian dan Pahala

    Setiap orang yang menelaah dan mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan kebaikan dan kemurahana Allah, ia akan sampai pada suatu simpulan, betapa baik dan sayangnya Allah kepada para hamba-Nya. Banyak hikmah yang dapat diambil dari setiap ujian  yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia sebab di dalam setiap ujian dan kesulitan pasti ada pahala dan kebahagiaan. Selain itu, Allah tidak sekedar memberi potensi kepada setiap manusia untuk berbuat jahat sehingga membuatnya hina, tetapi mengaruniakan perasaan bersalah, tobat, dan ampunan kepada mereka. Di sinilah letak hikmah dan rahasia cinta Allah kepada hamba-Nya yang sebenarnya karena Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terbaik bagi hamba-Nya. Hanya saja, pengetahuan manusia yang sangat lemah dan terbatas sering tidak dapat menangkap rahasia keagungan-Nya. Bahkan, kebanyakan manusia tidak dapat mengetahui atau merasakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, ia tidak mendapatkan ridha-Nya, tidak bisa merasakan kedekatan Allah dengan dirinya, dan tidak dapat merasakan cinta kasih sayang-Nya. Padahal, hanya dengan mendekatkan diri kepada-Nya, seseorang akan mencapai dan mendapatkan kasih sayang-Nya. Artinya, hanya dengan cara merendahkan diri dan mencintai Allah melebihi cintanya kepada siapa pun dan apa pun. Sebuah syair arab mengatakan :

Rendahkan dirimu kepada Dzat yang kamu cintai agar kamu dekat dengan-Nya. Berapa banyak kemuliaan didapat oleh hamba dengan kerendahan. Jika engkau cintai Yang Mahaperkasa, dan engkau tidak merendah kepada-Nya, maka ucapkanlah selamat tinggal atas hubungan itu.

Dalam syair yang lain dikatakan:

Tundukkan dan rendahkan dirimu kepada yang kaucinta karena dalam aturan cinta tiada kata rujuk yang dapat dilepas dan diikat kembali.

Ada juga syair yang mengatakan:

Tidak akan bahagia orang yang mulia karena suatu hubungan, karena kemuliaan itu tidak lain dari kerendahan dan kehinaan.

Mayoritas ulama berpendapat jika iblis mengetahui bahwa dirinya akan dikeluarkan dari surga karena penolakannya bersujud kepada Adam, sudah pasti tipu dayanya terhadap Adam dan Hawa adalah salah alamat atau bukanlah pada tempatnya. Sebab, istilah surga yang diungkapkan dengan menggunakan alif dan lam berarti bukan surga yang akan ditempati oleh anak cucu Adam. Allah berfirman, "...Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga ...." (QS Al-Baqarah [2]: 35). Secara otomatis ayat ini menunjuk surga yang dimaksud, yaitu surga yang khusus diperuntukkan Adam. Karena ditulis dengan menggunakan alif dan lam, secara otomatis yang terbersit di dalam pikiran setiap orang, surga yang dimaksdu adalah surga yang ditempati Adam. Padahal, sebenarnya ayat ini sama sekali tidak menunjuk secara pasti, apakah surga yang dimaksud adalah surga Adam atau bukan.

Berbeda dengan surga Khuldi yang ditulis dengan menggunakan alif dan lam. Secara otomatis, surga yang dimaksud adalah surga sebagaimana yang Allah sampaikan kepada para rasul-Nya, yaitu surga yang telah dipersiapkan Allah khusus bagi para hamba-Nya dengan cara gaib. Karena sudah terlanjur salah kaprah, orang kemudian mengidentikkan sebutan surga adalah surga Khuldi. Oleh karena itu, jika disebut nama surga, yang terbersit dalam benak kita adalah surga Khuldi. Pemahaman semacam ini harus segera diluruskan sebab penggunaan istilah surga tidak selalu berkonotasi surga Khuldi. Contoh, yang terdapat di dalam ayat, "Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang-orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari." (QS Al-Qolam [68]: 17). Ayat ini tidak mengindikasikan sama sekali ada hubungannya dengan surga Khuldi atau surga Adam.

Kebanyakan ulama Ahlussunnah Waljamaah sepakat bahwa surga dan neraka saat ini sudah diciptakan. Tak satu pun dari mereka yang mengingkarinya, kecuali orang-orang yang sesat. Kami pun sepakat dan tidak menyangkal dalil yang mereka gunakan untuk menetapkan adanya surga saat ini karena kami juga memiliki lebih banyak dalil untuk mengatakan bahwa surga saat ini memang sudah ada atau sudah diciptakan. Akan tetapi, apa sebenarnya hubungan antara surga Khuldi yang sudah diciptakan dan surga Adam itu sendiri? Apa yang sebenarnya mereka inginkan dengan pernyataan bahwa surga Adam adalah sebuah tempat di bumi sehingga surga yang dimaksud hingga saat ini belum diciptakan? Menurut kami, pendapat ini adalah pendapat yang keliru. Bisa jadi pendapat ini hanya didasarkan pada khayalan atau halusinasi (tawahhum). Biasanya, setiap orang yang berkeyakinan bahwa surga belum diciptakan, mereka akan mengatakan sesungguhnya surga Adam itu berada di bumi, sedangkan surga yang sesungguhnya (Khuldi) belum diciptakan oleh Allah hingga kini.

Bersambung....!

8 Cara Memahami Ujian dan Pahala bagi Seorang Muslim (Bagian 2)

Referensi : KUNCI SURGA (Mencari Kebahagiaan dengan Ilmu), Ibnul Qayyim Al-Jauziah. Penerbit: Tiga Serangkai